A. Pengertian
Aset Tetap
Aset tetap
seringkali merupakan komponen yang
signifikan dalam Neraca Perusahaan. Aset Tetap bersifat tangible dan digunakan dalam jangka panjang.
Dalam PSAK 16
definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang:
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari
satu periode.
§ Berdasarkan definisi di atas, pengertian aset
tetap mencakup :
1. Tujuan penggunaan
2. Lama digunakan.
B.
Pengakuan
Biaya perolehan aset
tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika :
a)
Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan
berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b)
Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment)
biasanya dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat
dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi
kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan akan menggunakan aset tersebut
selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku cadang dan peralatan
pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap tertentu, hal ini
juga dicatat sebagai aset tetap.
Pernyataan ini tidak menentukan unit ukuran dalam
pengakuan suatu aset tetap. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan dalam
penerapan kriteria pengakuan yang sesuai dengan kondisi tertentu entitas.
Pertimbangan tersebut tepat terhadap agregasi unit-unit yang secara individual
tidak signifikan, seperti cetakan dan perkakas, kemudian menerapkan kriteria
atas nilai agregrat tersebut.
Entitas harus mengevaluasi berdasarkan
prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya perolehan aset tetap pada saat
terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal untuk memperoleh atau
mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk
menambah, mengganti, atau memperbaikinya.
Kriteria pengakuan
untuk :
|
Biaya Perolehan Awal
|
Biaya setelah Perolehan Awal
|
|
Lama
|
Kriteria
Berbeda
|
Besar kemungkinan manfaat
ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut kan mengalir ke entitas
Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
|
Menambah masa manfaat
Menambah kapasitas
|
Sekarang
|
Kriteria Sama
|
Besar kemungkinan manfaat
ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut kan mengalir ke entitas
Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
|
|
Biaya yang tidak memenuhi
kriteria masuk ke laporan laba rugi
|
C.
Pengukuran
Awal
Suatu aset tetap yang
memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur
sebesar biaya perolehan.
Biaya perolehan aset
tetap terdiri dari:
a) Purchase Price Harga perolehan,
termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah
dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Directly Attributable Cost
Biaya-biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen
c) Dismantling Cost
Estimasi awal biaya
pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban
atas biaya tersebut timbul
–
Ketika aset tersebut diperoleh, atau
–
Karena entitas menggunakan aset tersebut selama
periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
Contoh
biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
(a)
Biaya
imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam PSAK 24 (revisi 2010) : Imbalan
Kerja yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset
tetap;
(b)
Biaya
penyiapan lahan untuk pabrik;
(c)
Biaya handling
dan penyerahan awal;
(d)
Biaya
perakitan dan instalasi;
(e)
Biaya
pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil
bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut
(misalnya, contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan
(f)
komisi
profesional.
Contoh
biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
(a)
Biaya pembukaan fasilitas baru;
(b) Biaya pengenalan produk baru (termasuk
biaya iklan dan aktivitas promosi);
(c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi
baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan staf); dan
(d) Administrasi dan biaya overhead umum
lainnya.
Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap
dihentikan ketika aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan
agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Oleh karena itu,
biaya pemakaian dan pengembangan aset tidak dimasukkan ke dalam jumlah tercatat
aset tersebut. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut ini tidak termasuk di dalam
jumlah tercatat suatu aset tetap:
(a)
Biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi sesuai
dengan intensi manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di bawah
kapasitas penuhnya;
(b)
Kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran
(output) masih rendah; dan
(c)
Biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.
Contoh
PT. Melati menyewa
gedung selama 5 tahun mulai tahun 2010. Perusahaan mengeluarkan uang sebear 500
juta untuk membuat partisi ruang tersebut sesuai keinginan perusahaan.
Dalam kontrak disebutkan
bahwa perusahaan harus mengembalikan ruangan seperti kondisi semula. Biaya untuk melakukan
restorari sebeasr 60 juta dengan tingkat diskon yang berlaku 6%.
Biaya untuk partisi
ruangan sebesar 500juta ditambah biaya untuk membongkar kembali partisi
tersebtu harus ditambahkan sebagai biaya aset tetap.
60 juta
: (1 + 6%)5 = 44,835 jt)
Biaya partisi diakui
dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset
Tetap 544,835jt
Cr Kas 500,000jt
Kewajiban 44,835jt
Berikut ini biaya yang
dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka peluncuran produk barunya:
1.
50 juta biaya tenaga kerja untuk membetulkan
interior pabrik agar sesuai dengan penggunaan
2.
100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik
3.
5 milyar
untuk pembelian mesin
4.
60 juta untuk pengiriman mesin
5.
Biaya promosi produk baru 950 juta
6.
Biaya instalasi mesin sebesar 55 juta
7.
Biaya pengetesan awal 40 juta
8.
Biaya grand opening 30 juta
9.
Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan
dan instalasi 20 juta
10. Biaya administrasi yang
dimasukkan dalam biaya overhead 25 juta
Diskusikan mana yang
merupakan komponen biaya perolehan.
§ Biaya dari pembukaan
pabrik tersebut sebesar 5,325 milyar
§ Biaya yang tidak
berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut
tidak boleh diakui.
§ Biaya yang tidak boleh
dimasukkan adalah:
1.
Biaya grand opening 30 juta
2.
Biaya promosi produk baru 950 juta
3.
Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya
overhead 25 juta
Pengukuran Biaya Perolehan
Biaya perolehan aset tetap adalah setara
dengan nilai tunai yang diakui pada saat
terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka
waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total
diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai
dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman.
Biaya perolehan aset
tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali:
Commercial
Substance
|
Transaksi pertukaran tidak
memiliki substansi komersial, atau
|
Fair
Value of Exchanged Asset
|
Nilai wajar aset yang diterima
dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal
|
Aset
yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak
dapat dengan segera menghentikan pengakuan asset yang diserahkan. Jika aset yang
diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya
diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.
|
Entitas menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi
komersial atau tidak dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan
diharapkan dapat berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut. Suatu
transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika:
(a) konfigurasi
(contohnya risiko, waktu, dan jumlah) arus
kas atas asset yang diterima berbeda
dari konfigurasi dari aset yang
diserahkan; atau
(b) nilai
spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi
oleh perubahan transaksi sebagai akibat dari pertukaran; dan
(c) selisih di (a) atau
(b) adalah relatif signifikan terhadap
nilai wajar dari asset yang dipertukarkan.
Untuk tujuan menentukan apakah transaksi
pertukaran memiliki substansi komersial,
nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh
transaksi mencerminkan arus kas setelah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi
jelas tanpa entitas melakukan perhitungan lebih rinci.
Nilai wajar aset dapat diukur secara andal
meskipun tidak ada transaksi pasar yang sejenis, jika:
(a) variabilitas rentang estimasi nilai wajar
yang masuk akal (wajar) untuk asset tersebut tidak signifikan;atau
(b) probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat
dinilai secara rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar
secara andal, baik dari aset yang diterima atau diserahkan, maka nilai wajar
dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang
diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.
D.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Entitas memilih
model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan
kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.
·
Model Biaya (Cost Model)
Setelah diakui
sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
·
Model Revaluasi (Revaluation Model)
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat
diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar
pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi
penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus
dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah
tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan
menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.
Nilai Wajar
Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction).
Bukan nilai yang akan diterima
atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang
dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan.
Nilai wajar adalah jumlah yang
dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan
dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arm’s
length transaction).
Appraisal
Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar
penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, maka
Þ
Entitas perlu mengestimasi nilai wajar
menggunakan pendekatan
penghasilan atau
depreciated
replacement cost.
Penentuan
Nilai Wajar
·
Nilai
wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh
penilai yang memiliki kualifikasi profesional berdasarkan bukti pasar.
·
Nilai
wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan
oleh penilai.
·
Jika
tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat
dari aset tetap yang khusus dan jarang diperjual-belikan, kecuali sebagai
bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka entitas mungkin perlu mengestimasi
nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah
disusutkan (depreciated replacement
cost approach).
Frekuensi Penilaian
- Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap yang direvaluasi.
- Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan.
- Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.
- Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan.
- Namun demikian, asset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
Revaluation Model
Revaluasi harus
dilakukan secara reguler
–
Untuk memastikan
jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal
neraca.
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara
berikut ini:
(a) disajikan
kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto aset
sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah
revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan
cara memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan.
(b) dieliminasi
terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi
disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini
sering digunakan untuk bangunan.
Contoh :
Metode Proporsional
Aset senilai $ 10.000
diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa
nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $ 12.000.
1/1/08 Aset tetap 10,000
Kas 10,000
31/12/08 Beban Penyusutan 2,000
Akumulasi
Penyusutan 2,000
31/12/08 Aset Tetap 5,000
Akumulasi Penyusutan 1,000*
Surplus
Revaluasi 4,000
*((12.000-8.000)/8.000)
x 2.000
Metode Eliminasi
Aset senilai $ 10.000
diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa
nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $ 12.000.
1/1/08 Aset tetap 10,000
Kas 10,000
31/12/08 Beban Penyusutan 2,000
Akumulasi
Penyusutan 2,000
31/12/08 Akumulasi Penyusutan 2,000
Aset
Tetap 2,000
Aset Tetap 4,000
Surplus
Revaluasi 4,000
|
Keterangan
|
Enteri
Class
|
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi.
|
To
equity directly
|
Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat
revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain
dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan
tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai
aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.
|
Negative
to P/L
|
Jika jumlah tercatat aset turun akibat
revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba rugi. Namun, penurunan
nilai tercatat diakui dalam pendapatan komprehensif lain selama penurunan
tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.
Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain mengurangi
akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
|
- Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
- Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)
§ Dipindahkan sebesar
perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan.
(atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo
Laba
Pemindahan surplus
revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi.
E. Penyusutan
(Depresiasi)
Penyusutan
adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount)
dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).
Setiap bagian dari aset
tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Entitas
mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset pada bagian aset tetap yang
signifikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut. Misalnya,
adalah tepat untuk menyusutkan secara terpisah antara badan pesawat dan mesin
pada pesawat terbang, baik yang dimiliki sendiri maupun yang berasal dari sewa
pembiayaan.
Suatu bagian yang signifikan dari aset tetap
mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat
dan metode penyusutan bagian signifikan lainnya dari aset tersebut Bagian-bagian
tersebut dapat dikelompokkan menjadi satu dalam menentukan beban penyusutan.
Sepanjang entitas menyusutkan secara terpisah
beberapa bagian dari aset tetap, maka entitas juga menyusutkan secara terpisah
bagian yang tersisa. Bagian yang tersisa terdiri atas bagian yang tidak
signifikan secara individual. Jika entitas memiliki ekspektasi bervariasi untuk
bagian tersebut, maka teknik penaksiran tertentu diperlukan untuk menentukan
penyusutan bagian yang tersisa sehingga mampu mencerminkan pola penggunaan dan
atau umur manfaat dari bagian tersebut. Entitas dapat juga memilih untuk
menyusutkan secara terpisah bagian dari aset yang biaya perolehannya tidak
signifikan terhadap total biaya perolehan aset tersebut. Beban penyusutan
untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi kecuali jika beban tersebut
dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya.
Jumlah Tersusutkan dan Periode Penyusutan
·
Jumlah tersusutkan dari
suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya.
·
Nilai residu dan umur
manfaat setiap aset tetap di-review minimum
setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka
perbedaan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai
dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi dan Kesalahan.
Penyusutan aset dimulai
pada saat aset tersebut siap digunakan
–
Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang
diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen.
Penyusutan aset dihentikan
lebih awal ketika:
–
Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk
dijual; dan
–
Aset dihentikan pengakuannya.
Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun
asset :
-
Sedang
tidak digunakan atau
-
Dihentikan
penggunaannya
Tanah dan bangunan
diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus.
Manfaat ekonomi masa depan melekat pada aset
yang dikonsumsi oleh entitas terutama melalui penggunaan aset itu sendiri.
Namun, beberapa faktor lain seperti keusangan teknis, keusangan komersial dan
keausan selama aset tersebut tidak terpakai, sering mengakibatkan menurunnya
manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari aset tersebut. Berkaitan dengan
halhal tersebut di atas, seluruh faktor berikut ini diperhitungkan dalam
menentukan umur manfaat dari setiap aset:
(a) ekspektasi
daya pakai dari aset. Daya pakai atau daya guna tersebut dinilai dengan merujuk
pada ekspektasi kapasitas aset atau keluaran fisik dari aset;
(b) ekspektasi
tingkat keausan fisik, yang tergantung pada faktor pengoperasian aset tersebut
seperti jumlah penggiliran (shift) penggunaan aset dan program
pemeliharaan aset dan perawatannya, serta perawatan dan pemeliharaan aset pada
saat aset tersebut tidak digunakan (menganggur);
(c) keusangan
teknis dan keusangan komersial yang diakibatkan oleh perubahan atau peningkatan
produksi, atau karena perubahan permintaan pasar atas produk atau jasa yang
dihasilkan oleh aset tersebut; dan
(d) pembatasan
penggunaan aset karena aspek hukum atau peraturan tertentu, seperti berakhirnya
waktu penggunaan sehubungan dengan sewa.
Umur manfaat aset
ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas. Kebijakan
manajemen aset suatu entitas dapat meliputi pelepasan aset yang bersangkutan
setelah jangka waktu tertentu atau setelah pemanfaatan sejumlah proporsi
tertentu dari manfaat ekonomik masa depan yang melekat pada aset. Oleh karena
itu, umur manfaat dari suatu aset dapat lebih pendek dari umur manfaat dari
aset tersebut. Estimasi umur manfaat suatu aset merupakan hal yang membutuhkan
pertimbangan berdasarkan pengalaman entitas terhadap aset yang serupa.
Metode Penyusutan
Metode penyusutan
yang digunakan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
§ Harus mencerminkan
ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas.
§ Harus di-review
minimum setiap akhir tahun buku, dan
§ Perubahan metode
diperlakukan sebagai perubahan estimasi.
Metode Penyusutan
|
Keterangan
|
Garis Lurus
|
Menghasilkan
pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak
berubah
|
Saldo Menurun
|
Menghasilkan pembebanan yang
menurun sepanjang umur
manfaat
|
Jumlah Unit
|
Menghasilkan pembebanan
berdasarkan penggunaan
|
F. Penurunan
Nilai
PSAK 48 menetapkan bahwa:
rugi penurunan nilai diakui jika jumlah
tercatat aset melebihi jumlah terpulihkan.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih nilai tercatat suatu aset
atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.
Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk
suatu aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan (amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya.
Kompensasi untuk Penurunan Nilai
Kompensasi dari pihak ketiga untuk
aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan dimasukkan
dalam laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang.
Penurunan nilai atau kerugian aset tetap,
klaim atas atau pembayaran kompensasi dari pihak ketiga dan pembelian atau
konstruksi selanjutnya atas penggantian aset adalah peristiwa ekonomi yang
terpisah dan dicatat secara terpisah dengan ketentuan sebagai berikut:
(a)
penurunan nilai aset tetap diakui sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset;
(b)
penghentian pengakuan aset tetap yang usang atau dilepas ditentukan
sesuai dengan Pernyataan ini;
(c)
kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan
nilai, hilang atau dihentikan harus dimasukkan dalam penentuan laba rugi pada
saat kompensasi diakui pada saat menjadi piutang; dan
(d) biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki,
dibeli atau dikonstruksi sebagai penggantian ditentukan sesuai dengan
Pernyataan ini.
G.
Penghentian Pengakuan
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:
(a) dilepas; atau
(b) ketika tidak terdapat lagi
manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset
tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK 30: Sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam
hal transaksi jual dan sewa-balik). Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan
sebagai pendapatan.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
penghentian pengakuan suatu aset tetap ditentukan sebesar pendapatan antara
jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut.
Penghentin pengakuan pada saat
penggantian sebagian aset tetap
1.
Sesuai dengan prisip pengakuan (par 7),
·
Entitas mengakui biaya perolehan dari
penggantian dalam jumlah tercatat aset,
·
Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat
bagian yang digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah
disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian =
biaya perolehan yang digantikan .
2.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara :
·
Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan
·
Jumlah tercatat dari aset.
H. Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:
(a) dasar pengukuran yang
digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
(b) metode penyusutan yang
digunakan;
(c) umur manfaat atau tarif
penyusutan yang digunakan;
(d) jumlah tercatat
bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan
nilai) pada awal dan akhir periode; dan
(e) rekonsiliasi jumlah tercatat
pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(i) penambahan;
(ii) aset diklasifikasi
sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan lainnya;
(iii) akuisisi melalui
kombinasi bisnis;
(iv) peningkatan atau
penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan 40 serta dari rugi
penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan komprehensif
lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset;
(v) rugi penurunan nilai yang
diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
(vi) rugi penurunan nilai yang
dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
(vii) penyusutan;
(viii) selisih nilai tukar neto
yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi
mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar
negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan
(ix) perubahan lain.
Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut
diungkapkan:
(a) tanggal efektif revaluasi;
(b) apakah penilai independen
dilibatkan;
(c) metode dan asumsi signifikan
yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset;
(d) penjelasan mengenai nilai
wajar aset yang ditentukan secara langsung berdasarkan harga terobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif atau transaksi
pasar terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lainnya;
(e) untuk setiap kelompok aset
tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut dicatat dengan model
biaya; dan
(f) surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan
selama periode dan pembatasan-pembatasan distribusi kepada pemegang saham.
Transisi dan Tanggal Efektif
·
Transisi
Entitas menerapkan perubahan ruang lingkup
terkait akuntansi properti yang dikonstruksi atau dikembangkan untuk digunakan
dimasa depan sebagai properti investasi secara prospektif sesuai dengan
perubahan dalam PSAK 13 (revisi 2011): Properti Investasi.
·
Efektif setelah tanggal 1 Januari 2012.
mohon maaf sebelumnya ini PSAK 16 yang revisi tahun berapa ya?
BalasHapus